Kamis, 08 November 2012

Bagaimana rasanya dekat denganmu


Terlihat dari kejauhan sesosok wanita yang cantik anggun tapi sederhana. esa memandang wanita itu penuh takjub. Sudah sejak lama esa mengagumi ita bidadari dikelasnya. Mereka sekarang kuliah di universitas swasta dan sudah semester 3. Esa adalah sesosok laki-laki biasa saja yang hanya berani mengagumi ita yg begitu indah dimatanya.

Esa hanya berani menceritakaan apa yang dirasakannya kepada teman dekatnya. Temannya selalu memberikan semangat bahkan memberi solusi agar esa berani mendekati bahkan mengajaknya berbicara. Tetapi sifat pemalu esa yang begitu besar mengalahkan motivasi temannya. Esa terlalu minder akan dirinya dan penampilannya. Padahal esa adalah keturunan dari orang yang mempunyai kelebihan harta, atau bias dibilang orang tuanya itu orang kaya. Tetapi kesehariaannya selalu berpenampilan sederhana bahkan terlalu sederhana. Bahkan esa memiliki kelebihan pada keterampilannya bermain alat music. Seperti gitar, piano ia kuasai. Tetapi ia tetap tidak percaya diri karena penampilannya yang kurang keren disbanding teman-temannya.

Pada suatu hari di saat esa sedang bermain melodi gitarnya. Ia terpikirkan suatu nada yang sangat lembut bahkan menyejukkan hati. Ia melanjutkannya dan mengarangnya untuk ita. Dengan segenap perasaannya lagu indah itu pun tercipta. Tetapi setelah difikirkan kembali, esa tidak jadi menyanyikan lagu itu untuk ita karena ia sangat malu malakukan itu. “bagaimana kalau ita marah karena mengira aku punya perasaan lebih terhadapnya?” esa pun mengurungkan niatnya untuk menyanyikan lagu itu untuk ita.
Sampai saat ini esa tidak berani untuk mendekati ita hanya karena penampilannya yang kurang menarik itu.  Tetapi esa pun tidak menyadari betapa banyak kelebihannya yang tidak dimiliki oleh teman-temannya yang mempunyai penampilan lebih menarik. Karena sesungguhnya tuhan selalu mengganti kekuranganmu itu dengan beragam kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Masalah itu lah yang saat ini menghinggapi kalangan muda di Indonesia. Karena, sesungguhnya manusia adalah makhluk yang tidak akan pernah puas. Tetapi tergantung kita bias mengganti “puas” itu menjadi hal yg positif atau tidak. Karena jika tidak hanya akan membuat kita terpuruk karena mengejar hal yang tidak aka nada batas, ujung, dan habisnya.



Nama    : Rizky Ardiyanto
Kelas     : 2EA26
NPM      : 16211369

Tidak ada komentar:

Posting Komentar