Pada era
globalisasi seperti sekarang ini pasti kita sudah sangat jarang mendengar kata “dukun”
atau perdukunan. Yah walau jarang mendengar tapi kita pasti sudah paham dukun
atau perdukunan itu apa, karena memang hal tersebut sangat familiar untuk orang
Indonesia. Mulai dari dukun pelet, sampai dukun beranak. Semua pasti pernah
mendengar dan tau maksudnya.
Tapi pada
masa sekarang ini hal terseut sudah jarang atau bahkan sudah tidak pernah
terdengar karena sudah banyak orang yang berpindah ke modernisasi atau
globalisasi yang lebih percaya dengan hal-hal ilmiah atau lebih percaya dengan
ilmu kedokteran. Globalisasi yang memaksa orang sekarang berfikir lebih dengan
logika sehingga sudah banyak yang menghindari hal-hal yang berbau dengan
perdukunan, ditambah dengan ajaran umat muslim yang mengharamkan untuk pergi ke
dukun menambag semakin banyaknya orang yang menghindari perdukunan.
Walau pun
pada zaman globalisasi seperti sekarang ini sudah sangat banyak orang yang
tidak percaya bahkan tidak perduli dengan perdukunan, tetapi nyatanya untuk
orang-orang ibu kota yang gila akan jabatan atau yang frustasi akan penyakit
yang dideritanya yang sudah lama di derita dan sulit disembuhkan, memaksa
mereka untuk memberi pilihan untuk pergi keperdukunan atau dukun.
Karena
memiliki keinginan yang tingga dan menurut mereka itu sulit di realisasikan
maka banyak yang mengesampingkan agama dan memaksa diri mereka keperdukunan. Mereka
merasa dilumpuhkan logikanya disaat pergi ke dukun. Dipakasa memenuhi syarat
yang tidak masuk akal oleh sang dukun demi keinginannya tercapai, dan mereka
tetap mengikuti syarat sang dukun.
Oleh karena
itu, di era globalisasi ini sebaiknya kita sudah benar-benar berubah baik pola piker
atau perbuatan kea rah yang lebih modern, karena sebenarnya jika difikirkan
dengan logika, segala hal yang berhubungan itu tidak masuk akal. Tidak sedikit
cerita dari berita di televise bahwa banyak Korban perdukunan yang dirugikan
oleh praktek dukun tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar