Hai pembaca, kali ini saya akan
meresensi film captain America : The winter soldier. Ini adalah film ke 2
setelah captain America : The first avenger.
Sutradara : Anthony Russo, Joe
Russo
Produser :
Kevin Feige
Skenario :
Christopher Markus, Stephen McFeely
Berdasarkan :
Captain America, karya Joe Simon, Jack Kirby
Pemeran :
Chris Evans, Scarlett Johansson, Robert Redford, Samuel L. Jackson
Musik :
Henry Jackman
Sinematografi:
Trent Opaloch
Penyunting :
Jeffrey Ford, Mary Jo Markey
Studio :
Marvel Studios
Distributor :
Walt Disney Studios, Motion Pictures
Tanggal rilis :
2 April 2014 (Indonesia), 4 April 2014 (Amerika Serikat)
Negara : Amerika Serikat
Bahasa :
Inggris
Anggaran :
$170 milliar
Kejadian di New York (Avengers)
tidak membuat kehidupan Steve Rogers/Captain America lebih mudah. Ia kemudian
memilih tinggal di Washington, D.C. untuk ‘istirahat’ sesaat sembari mengenal
dunia modern. Tanpa ia duga, ada sebuah kejadian yang membawa Steve ke dalam
pusaran konflik antara S.H.I.E.L.D. dan sesosok musuh yang cukup hebat.
Melanjutkan kehidupan ‘normal’ di
dunia modern, Steve Rogers (Chris Evans) masih bekerja di SHIELD dengan
atasannya, Nick Fury (Samuel L. Jackson). Misi menyelamatkan kapal
SHIELD yang dibajak perompak rupanya kunci awal dari kejadian yang lebih besar.
Apa itu? Sebuah rahasia SHIELD yang baru diketahui oleh Captain America.
Operation : Insight adalah sebuah proyek Ambisius SHIELD dalam memerangi
kejahatan di muka bumi. Untuk apa memberantas jika kita bisa mencegah? Operation: Insight dipersenjatai 3
Pesawat induk super canggih dengan kemampuan mendeteksi terror sampai ke
tingkat DNA pelakunya. Sebelum seorang teroris menyerang, Salah satu Pesawat Insight mampu membunuhnya.
Steve tentunya tidak setuju.
Memberikan kebebasan untuk manusia bukanlah melalui rasa takut. Apalagi ia
khawatir jika senjata ini jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab. Nah.
Kejadian deh. Diawali dari penyerangan kepada Nick Fury, terror berlanjut
hingga ke kekacauan di Markas SHIELD sendiri. Steve, beserta Natasha Romanoff /
Black Widow (Scarlett Johansson) kini bekerja sendiri.
Saat tidak ada yang bisa mereka
percayai, satu ancaman muncul, sosok misterius The Winter Soldier; yang
memiliki kekuatan menyamai Captain America. Mampukah Steve Rogers mengembalikan
keadaan seperti semula di saat semua orang yang ia kenal ingin membunuhnya?
The Winter Soldier
Satu aspek penting dari Film ini
(juga dari Dunia Captain America) adalah kehadiran The Winter Soldier (Sebastian
Stan -Black Swan, Gossip Girl). Sebagai tentara super yang telah dicuci
otaknya, Winter Soldier menjadi lawan tangguh untuk Captain. Kecepatan,
ketangkasan, serta tenaga yang dimiliki boleh dibilang setara dengan Captain.
Banyak adegan di film yang menampilkan mereka berdua berkelahi dengan
koreografi yang cukup keren.
Oh ya, ada aktor veteran Robert
Redford, berperan sebagai Alexander Pierce, Pejabat tinggi dalam jajaran
SHIELD, yang dalam usia senja, masih mampu memberikan akting yang pas. Walau
saya yakin ini bukan penampilan maksimal om Robert.
Tokoh lain yang menjadi mitra Captain
memberantas kegalauan para musuh-musuhnya adalah Falcon/Sam Wilson (Anthony
Mackie -Hurt Locker, Real Steel, 8 Mile) ex-prajurit terjun payung yang
kemudian membantu Captain dengan sayap robot hingga bisa terbang kemana-mana,
dan kemunculan spesial dari Maria Hill serta Agent 13 / Kate.
Dari konsep cerita yang sederhana ;
pengkhianatan dalam organisasi + ‘no one
to trust’ , rupanya para penulis cerita ingin memasukkan isu yang lebih
kini. Apa itu? Yak, anda benar, NSA dan Global Spying. Di Amerika (dan seluruh
dunia) isu mengenai privasi di ruang publik (termasuk di dalamnya internet dan
media komunikasi) tengah gencar dibahas. Apalagi dengan bocornya proyek Prism
oleh Snowden. Maka Captain America pun mencoba bercerita dari sudut pandangnya.
Duo bersaudara Anthony Russo dan Joe
Russo berusaha meminimalisir penggunaan Full CGI / bantuan komputer
dalam film ini. Mereka tetap ingin menghargai seni live action, dimana
set dan aksi benar-benar dilakukan oleh manusia. Namun tentunya bantuan
komputer gak terhindarkan, apalagi untuk adegan final film. Duo bersaudara ini
mampu berada di jajaran sutrada2 top pilihan Marvel. Bahkan mereka mampu
menaikkan standar dan kualitas dari Film Captain America yang pertama.
Memperkenalkan Captain America (di
Film Pertama, Captain America : The First Avenger 2011) adalah tugas
sulit. Selain Captain America tidak memiliki kepopuleran dibanding Spiderman,
Hulk, dan XMen, konsep ‘manusia hebat dengan emblem Amerika sang Juara’ (sounds
corny in Bahasa Indonesia, right?). Tentu aja, penciptaan tokoh ini adalah
simbol dari supremasi Amerika dalam dunia Marvel. Dan itu gak bisa dihindarkan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar